Sabtu, 21 Agustus 2021

AKSI NYATA CGP ANGKATAN 2 2021 BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

 



Aksi Nyata 1.4

 

Budaya Positif di Sekolah merawat bangku sekolah

Fasilitator                                 : SITI NURUL ROHMAH, S.Pd. M.Pd

Pendamping Praktik               : Drs. TRISDYANTO, S.Pd

CGP                                        : DIMAS YUSUF, S.Pd

 

1. Latar belakang

Pendidikan dan lingkungan merupakan dua hal yang saling terkait, tujuan Pendidikan yang membuat anak selamat dan Bahagia tentunya dalam lingkungan. Lingkungan yang juga merupakan sumber, tempat, dan media Pendidikan selalu terlibat dalam proses Pendidikan. Lingkungan yang terdekat dengan siswa di dalam kelas adalah bangku mereka. Untuk itu mengembangkan Budaya positif merawat bangku sekolah sangatlah penting di semua zaman. Ketidakpedulian terhadap bangku sekolah akan melahirkan bibit bibit tingkah laku vandalisme seperti mencoret bangku meja, membuat kotor bangku, dan jenis gambaran yang tidak sesuai dengan ranah Pendidikan. Penanaman dan pengembangan budaya positif merawat bangku sekolah mengharuskan adanya kolaborasi dari semua pihak di lingkungan sekolah dengan penerapan disiplin diri diawali dengan kesepakatan agar budaya Ramah Lingkungan diterapkan dengan kesadaran.

 

2. Deskripsi kegiatan

Dalam menciptakan budaya poositif di sekolah tidak dapat dilakukan sendiri. Dibutuhkan kerjasama antar semua pemangku kepentingan di sekolah dalam kegiatan positif yang diterapkan. Pembiasaan positif yang akan membudaya dan berakar. Sehingga budaya tersebut dapat menjadi suatu kekuatan unuk menerapkan disiplin positif sekolah. Mengapa harus disiplin positif, karena semua aturan-aturan yang diterapkan ditujukan untuk melahirkan mental-mental disiplin yang berdasarkan kesadaran individunya. Budaya positif lahir karena semua pemangku kepentingan sadar akan pentingnya taat terhadap sebuah aturan. Taat bukan karena ada konsekuensi dibalik semua itu, tapi pembiasaan bermula dari dalam diri. Mulai dari diri yang merupakan indikator dari motivasi intrinsik dimana karakter disiplin yang kuat akan terbentuk.

Penerapan budaya positif merawat bangku sekolah merupakan kegiatan praktis yang dapat dilakukan baik secara aktif maupun pasif. Kegiatan aktif dapat dilakukan dengan membetulkan bangku yang renggang atau oblak dengan cara mengelem ataupun melaporkan kejadian tersebut kepada Guru yang nantinya akan segera ditangani agar tidak semakin parah sedangkan kegiatan secara pasif dapat dilakukan dengan tidak mencorat coretnya. Dimana kegiatan itu akan menjadi dasar pembiasaan positif yang di masa depan akan berguna bagi anak untuk memperoleh karakter menjaga fasilitas umum. Ketika pembiasaan yang dimaksud menjadi karakter maka akan mudah mencetak generasi pelajar Pancasila yang berempati dan kritis yang memiliki daya saing global dengan kreatifitas tanpa batas namun tetap mengusung kebhinekaan dan gotong royong sesama.

kegiatan mewujudkan budaya positif merawat bangku sekolah harus disepakati dan disadari oleh seluruh warga sekolah. Siswa dan guru bersinergi saling menguatkan dan menumbuhkan karakter positif melalui kegiatan merawat bangku sekolah. Guru tidak dapat melakukan dan mengevaluasi kegiatan ini sendiri karena murid memiliki waktu yang lebih banyak dengan bangkunya pada waktu guru sedang tidak mengawasi maka dibutuhkanlah pihak lain seperti siswa ataupun guru dari kelas lain.

 

3. Aksi nyata kegiatan

Program aksi nyata menciptakan budaya positif merawat bangku sekolah diawali dengan melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan kepala sekolah kemudian membuat kesepakatan dengan murid  di kelas dan dalam perjalanannya akan ditularkan ke kelas lain yang tentunya juga melalui peran guru kelas masing masing.

Peran guru penggerak dalam menularkan kebiasaan baik kepada guru lain dan peserta didik dalam membangun budaya positif yaitu dengan merawat bangku sekolah dengan kesadaran dan disiplin dari dalam diri.

Aksi nyata kali ini dalam rangka menumbuhkembangkan budaya positif yang sudah ada disekolah. Mengajak semua pemangku kepentingan untuk senantiasa melestarikan dan menjaga hal-hal baik dan positif agar terus mengakar dan menyeluruh ke semua warga sekolah. Terutama mengimbaskan di kalangan murid atau peserta didik dengan motivasi dan dukungan guru pengampu mata pelajaran. Serta bimbingan walli kelas dalam apresiasi budaya positif dalam dan antar anggota kelas.

Untuk menerapkan pembiasaan budaya positif diperlukan komunikasi dua arah antar pemangku kepentingan, karena konsekuensi bersama terhadap sebuah aturan dalam rangka penerapan disiplin positif tidak akan berhasil tanpa kesadaran penuh dari masing-masing individu. Untuk itu diperlukan kesepakatan bersama di dalam kelas.

Langkah pertama dalam menyusun kesepakatan kelas yaitu memberikan pertanyaan pemantik, dimana dalam pertanyaan itu akan muncul harapan-harapan yang diimpikan peserta didik dalam proses pembelajaran terkait dengan bangku belajar mereka. Kemudian tanggapan siswa ditulis dan didiskusikan bersama untuk digolongkan dan disesuaikan kalimatnya.Hasil tanggapan itu yang akan direspon kembali oleh peserta didik yang akan menjadi draft kesepakatan kelas. Peserta didik merespon, guru sebagai kontrol kelas mengarahkan bagaimana agar keinginan-keinginan yang mereka tuangkan dalam format tertulis yang dapat diwujudkan. Dengan bekerja sama dalam menyusun kesepakatan kelas, siswa akan merasa terlibat dalam perencanaanya sehingga muncul benih tanggungjawab untuk menjalankannya.

Diawali dengan sebuah percakapan sapaan seperti biasa, “anak-anak apa kabar kalian sekarang…?”, “apakah belajar kalian sudah nyaman?, “kira-kira bagaimana agar kelas dan kegiatan belajar nyaman, pembelajaran seperti apa yang kalian inginkan?. “agar terwujud kelas yang kalian impikan, kira-kira apa yang harus dilakukan?”. “Setelah kalian susun semua keinginan dan harapan, dalam bentuk kalimat positif, kalian simpulkan cara menempuh impian dan harapan tersebut”. “baiklah, draft kesepakatan sudah tersusun, mari kita sepakati bersama, dengan menandatangani draft ini dalam sebuah poster”,

Kegiatan selanjutnya adalah mendiskusikan bersama kegiatan yang akan dilakukan dalam merawat bangku sekolah. Berisi kalimat positif mengenai hal apa saja yang bias dilakukan untuk merawat bangku sekolah seperti menyediakan lap bersih dan mengelap meja sebelum dan sesudah belajar. Menjaga meja terhindar dari coretan ataupun tumpahan benda cair dan menggeser meja dengan hati – hati pada waktu diadakan pergantian pola bangku.

 

4.     Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Proses kegiatan aksi nyata ini belum seratus persen terlaksana sesuai dengan rancangan karena terbentur dengan aturan PTMT disusul PPKM dimana hal tersebut membuat ruang gerak dan hubungan langsung murid, guru, dan banku sekolah menjadi terhambat.

Jika budaya positif terlaksana dengan baik, hal baik yang akan muncul adalah ditandai dengan kebiasaan komunikasi dua arah antar semua pemangku kepentingan. Rencana yang awalnya sekolah akan mulai dibuka, ternyata PPKM darurat diperpanjang karena kasus pandemic covid -19 masih tinggi. Sehingga rencana tindakan aksi nyata tidak sesuai seratus persen dengan rancangan dan fakta yg dihadapi. Jadi proses sosialisasi dan pemberian feedback serta pembiasaan positif dilakukan dengan keterbatasan dalam jaringan. Aksi nyata ini sedikit banyaknya mendapatkan masukan dari guru-guru yang memberikan aspirasi nya melalui angket yang disebar melalui online.

5.     Rencana Perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

Rancangan aksi nyata ini akan diteruskan sebagai bentuk pengembangan budaya positif dan membentuk komunitas praktisi di sekolah, kolaborasi membuat kesepakatan kelas yang berpusat pada murid dengan beberapa konten atau isi berisi aspirasi peserta didik. Tahapan refleksi akhir semester akan dijadikan acuan pelaksanaan pembelajaran di semester berikutnya. Dengan mengagendakan kegiatan sharing dan kolaborasi Bersama antar kelas, walaupun dalam jaringan atau online.

Perubahan yang akan dilakukan, mulai dari diri sendiri membudayakan merawat bangku sendiri, dan menerapkan kedisiplinan dengan cara berkomunikasi dengan siswa secara dua arah. Menerima dan memberikan aspirasi murid merdeka dalam menentukan daftar kesepakatan belajar bersama. Dengan kontrol guru, semua menyepakati poin-poin kesepakatan dan di tandatangani oleh masing-masing. Melakukan refleksi bersama atas kesepakatan yang diberlakukan.

6.     Dokumentasi

proses dan hasil pelaksanaan berupa foto-foto

 

1. konsultasi dengan kepala sekolah dan teman sejawat

 

2. penyusunan kesepakatan kelas

 

3.  kegiatan merawat bangku sekolah

(pasif) karena bangku masih bagus tidak oblak sehingga focus menjaga dari coretan atau kotoran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar